Jumat, 12 Desember 2008

Sanggar Tari Cakradonya Tampil Di Surabaya

Di bawah manager Sanggar Tari Cakradonya IPPMA Malang, M Yanuar Kartiko, sekitar 20 personil Tari Saman dan official pada tanggal 29 Maret 2005, berangkat

dari Malang menuju ke Surabaya, untuk tampil pada acara Jambore Warga yang diadakan oleh Lakpesdam NU di Asrama Haji Sukolilo Surabaya.

Tampil di bawah gerimis hujan, pada pentas seni Jambore Warga tersebut, penampilan aneuk-aneuk naggroe mampu memukau sekitar 100 peserta yang berasal dari seluruh Indonesia. Gerakan tari saman yang biasa dikenal dengan The Dance of Thousand Hand yang memiliki ciri khas gerakan cepat yang penuh kekompakan mampu membuat hidup acara yang sedikit sepi dari antusiasme peserta Jambore tersebut.

Setelah menginap semalam di Asrama Haji, setelah shalat shubuh akhirnya semua personil kembali ke Malang…Sukses buat Sanggar Tari Cakradonya.

Di Kutip ->http://ippma.blog.friendster.com/2005/03/sanggar-tari-cakradonya-tampil-di-surabaya/

Selengkapnya...

Kamis, 11 Desember 2008

Tentang Tarian Saman

Tari Saman adalah salah satu tarian daerah Aceh yang paling terkenal saat ini. Tarian ini berasal dari dataran tinggi Gayo. Pada masa lalu, Tari Saman biasanya ditampilkan untuk merayakan peristiwa - peristiwa penting dalam adat dan masyarakat Aceh. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad. Pada kenyataannya nama “Saman” diperoleh dari salah satu ulama besar Aceh, Syech Saman.

Tari Saman biasanya ditampilkan menggunakan iringan alat musik,berupa gendang dan menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah.

Tarian ini dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syech. Karena keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dalam menampilkan tarian ini, maka para penari dituntut untuk memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan sempurna.

Tarian ini dilakukan secara berkelompok, sambil bernyanyi dengan posisi duduk berlutut dan berbanjar/bersaf tanpa menggunakan alat musik pengiring.

Karena kedinamisan geraknya, tarian ini banyak dibawak/ditarikan oleh kaum pria, tetapi perkembangan sekarang tarian ini sudah banyak ditarikan oleh penari wanita maupun campuran antara penari pria dan penari wanita. Tarian ini ditarikan kurang lebih 10 orang, dengan rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi.

Selengkapnya...

Mengenal Tariah Aceh

Tari Ranup Lampuan adalah salah satu tarian tradisional Aceh yang ditarikan oleh para wanita. Tarian ini biasanya ditarikan untuk penghormatan dan penyambutan tamu secara resmi. Ranup dalam bahasa Aceh yaitu Sirih, sedangkan Puan yaitu Tempat sirih khas Aceh. Ranup Lampuan bisa diartikan "Sirih dalam Puan". Sirih ini nantinya akan diberikan kepada para tamu sebagai tanda penghormatan atas kedatangannya.



Tari Seudati menggambarkan semangat perjuangan, sikap kepahlawanan, keriangan, kelincahan, serta sikap hidup yang dinamis, kegotong royongan dan persatuan. Kata Seudati berasal dari bahasa Arab Syahadatain atau Syahadati yang artinya Pengakuan atau Kalimah Syahadat.

Rapa`i Geleng pertama kali dikembangkan pada tahun 1965 di Pesisir Pantai Selatan. Nama Rapa`i diadopsi dari nama Syeik Ripa`i yaitu orang pertama yang mengembangkan alat musik pukul ini. Permainan Rapa`i Geleng juga disertakan gerakan tarian yang melambangkan sikap keseragaman dalam hal kerjasama, kebersamaan, dan penuh kekompakan dalam lingkungan masyarakat. Tarian ini mengekspresikan dinamisasi masyarakat dalam syair (lagu-lagu) yang dinyanyikan. Fungsi dari tarian ini adalah syiar agama, menanamkan nilai moral kepada masyarakat, dan juga menjelaskan tentang bagaimana hidup dalam masyarakat sosial.
Tari Tarek Pukat ini menggambarkan aktifitas para nelayan yang menangkap ikan dilaut. Tarek yang berarti "Tarik", dan Pukat adalah alat sejenis jaring yang digunakan untuk menangkap ikan.

Tarian Likok Pulo ini lahir sekitar tahun 1949 yang diciptakan oleh seorang Ulama berasal dari Arab yang tinggal di Pulo Aceh, yaitu salah satu kecamatan di Kabupaten Aceh Besar. Tarian ini pada hakekatnya adalah zikir kepada Allah SWT dan selawat kepada Nabi Muhammad SAW. Gerakan tarian pada prinsipnya ialah gerakan olah tubuh, keterampilan, keseragaman atau kesetaraan dengan memfungsikan anggota tubuh bagian atas, tangan sama-sama ke depan, ke samping kiri atau kanan, dari depan ke belakang, keatas dan kebawah, dengan tempo yang lambat hingga cepat. Tarian ini membutuhkan energi yang tinggi.
Tari Bines ditarikan oleh para wanita dengan cara duduk berjajar sambil menyanyikan syair yang berisikan dakwah atau informasi pembangunan. Para penari melakukan gerakan dg perlahan kemudian berangsur-angsur menjadi cepat dan akhirnya berhenti seketika secara serentak

Kesenian Didong merupakan kesenian tradisional daerah Tanah Gayo. Didong biasanya dimainkan oleh beberapa pria sambil duduk bersila dan memukul alat-alat bunyi-bunyian seperti gendang, ataupun bantal sambil melantunkan syair-syair dalam bahasa Gayo. Syair-syair ini bisa berupa syair mengenai dakwah agama, masalah sosial ataupun tentang pembangunan

Tari Rateb Meuseukat ini adalah Tarian Saman yang ditarikan oleh para wanita. Tarian duduk ini berkembang di kampung Meudang Ara Rumoh Baro, Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya. Tarian ini yang dikenal sebagai Tari Saman, tetapi yang ditarikan oleh para wanita. Sedangkan Tarian Saman sesungguhnya ditarikan oleh para pria dan tarian ini berasal dari kabupaten Gayo Lues.
Tari Japin Tamiang merupakan salah satu tarian daerah dari Kabupaten Aceh Tamiang. Tarian ini ditarikan oleh para wanita.

Tari Guel merupakan tarian adat tradisional yang berasal dari Tanah Gayo, dan tarian ini ditarikan oleh para wanita dan juga pria secara berkelompok. Biasanya tarian ini dipertunjukkan pada saat menyambut tamu ataupun pada saat acara-acara adat.

Laweut .Tarian ini awalnya berasal dari Pidie, dan sekarang telah berkembang di seluruh Aceh (NAD). Sebelum sebutan Laweut dipakai, tarian ini mulanya disebut "Seudati Inong", karena tarian ini khusus ditarikan oleh para wanita. Gerak tarian ini, yaitu penari dari arah kiri atas dan kanan atas dengan jalan gerakan barisan memasuki pentas dan langsung membuat komposisi berbanjar satu, menghadap penonton, memberi salam hormat dengan mengangkat kedua belah tangan sebatas dada, kemudian mulai melakukan gerakan-gerakan tarian.

Tari Ula Ula Lembing adalah salah satu tarian daerah dari Kabupaten Aceh Tamiang. Tarian ini ditarikan dengan melingkar menyerupai ular, dengan gerakan yang lincah dan dinamis
Selengkapnya...

Sejarah

Nanggroe Aceh Darussalam merupakan sebuah provinsi paling barat dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebuah Propinsi yang memiliki letak yang sangat strategis dari segi geografis dikarenakan letaknya yang merupakan lalu lintas perairan international.

Sebagai daerah yang terkenal dengan nama Serambi Mekkah yang merupakan cerminan dari kehidupan masyarakatnya yang religius, hal ini juga merambat ke seni budaya yang juga bernafaskan islam. Bisa dipastikan semua seni yang berasal dari Nanggroe Aceh Darussalam merupakan suatu bentuk pengungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Ikatan Pelajar Pemuda dan Mahasiswa Aceh (IPPMA) Malang yang berdiri sejak tahun 1990 merupakan wadah paguyuban mahasiswa asal Aceh yang sedang menuntut ilmu di Malang - Jawa Timur, selain juga senantiasa mempunyai berbagai program kerja yang bersifat sosial kemasyarakatan namun juga tetap menjaga kelestarian seni budaya endatu (nenek moyang) khusunya seni tari. Ini tercermin dari di bentuknya sebuah sanggar tari yang khusus untuk menjaga kelestarian seni budaya khas Nanggroe Aceh Darussalam. Sanggar Tari yang dibentuk sekitar tahun 1995 ini diberi nama Sanggar Tari Cakradonya. Nama ini sendiri berasal dari bahasa aceh yang berarti - cakra : lonceng, donya : dunia - lonceng dunia, Cakradonya merupakan sebuah lonceng raksasa yang merupakan hadiah dari Kaisar China yang bernama Admiral Cheng Ho pada tahun 1414 M. Lonceng besar yang memiliki diameter 0.75 meter dan tinggi 1.25 meter ini memiliki berat setengah ton.
Selengkapnya...

Penawaran

Dengan ini kami menawarkan tarian yang telah kami paparkan di atas untuk dapat berpartisipasi dalam acara anda, dengan kontribusi Rp 1.200.000 per tarian (sudah include semua-all in).

Demikianlah proposal ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.


CONTACT US

SANGGAR TARI
CAKRADONYA


Asrama Mahasiswa Aceh
Jl. Bendungan Jati Gede No. 3 Malang 65145
TELP. 0341-558914/ HP. 085277792105 (Mahfud)



FAISAL ILYAS
[MANAJER]
Selengkapnya...

Prestasi

Sejak didirikan pada tahun 1995 silam, Sanggar Tari Cakradonya yang berada di bawah Departemen Seni Budaya IPPMA Malang sering diundang tampil pada acara-acara Seminar, Pesta Pernikahan, Peringatan Hari Ulang Tahun instansi tertentu, Pembukaan Festival Seni, dll. Sampai saat ini

Sanggar Tari Cakradonya ini sudah ratusan kali tampil diberbagai acara di Wilayah – Jawa Timur Malang,Surabaya – bahkan Yogyakarta.

Selain tampil sebagai bintang tamu atas undangan pihak tertentu Sanggar Tari Cakradonya IPPMA Malang juga pernah meraih prestasi maupun penghargaan,
diantaranya :

• Juara II Festival Seni Tradisional pada acara Porseni Asrama Mahasiswa Aceh Se-Jawa pada di Balee Gading – Yogjakarta

• Juara I Kategori Penyaji Terbaik pada acara Festival Tari Daerah Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Prodi Seni Tari Universitas Negeri Malang di Sasana Krida UN Malang – Jawa Timur.

• Juara I Kategori Koreografer Terbaik pada acara Festival Tari Daerah Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Prodi Seni Tari Universitas Negeri Malang di Sasana Krida UN Malang – Jawa Timur

• Juara I Kategori Tata Rias dan Busana Terbaik pada acara Festival Tari Daerah Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Prodi Seni Tari Universitas Negeri Malang di Sasana Krida UN Malang – Jawa Timur.

• Juara Umum pada acara Festival Tari Daerah Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Prodi Seni Tari Universitas Negeri Malang di Sasana Krida UN Malang – Jawa Timur.
Selengkapnya...

Seni Tari

Sanggar Tari Cakradonya yang dalam setiap pementasannya senantiasa menampilkan seni tari khas Aceh ini memiliki beberapa Grup yang khusus menampilkan satu tari khas Nanggroe Aceh Darussalam, diantaranya :
GRUP TARI SAMAN
Grup ini menampilkan Tari Saman yang berasal dari Aceh Tenggara ( Gayo Lues ), Tari Saman ini diperkenalkan oleh ulama besar Aceh Gayo Lues yang bernama Syech Saman. Tari Saman dibawakan oleh 10 -15 penari laki-laki yang penuh kekompakan dan semangat ini biasanya ditampilkan pada saat peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW, Pesta pernikahan, menyambut tamu - tamu agung dan acara - acara yang lainya. Para penari duduk bersila di lantai dan membuat beberapa gerakan tubuh. Kombinasi gerakan antara tubuh dan tangan penari ini menjadikan tari saman ini sering disebut sebagai the Dance of thousand hands. Gerakan tubuh yang dimulai dari gerakan agak lambat kemudian secara periodic meningkat menjadi sangat cepat ini tentu mampu memukau para hadirin yang menyaksikannya.



GRUP MEUSEUKAT (SAMAN PUTRI)
Grup ini menampilkan Tari Meuseukat. Tari ini pun sebenarnya berasal dari seorang ulama Aceh yang bernama Maskawaihi. Tarian yang dimainkan oleh 11 perempuan ini sebenarnya memiliki gerakan yang tidak jauh berbeda dengan Tari Saman. Sehingga biasanya Tari Meuseukat inipun sering disebut Tari Saman Inong (bhs aceh, yang berarti Tari
Saman Cewek. Ed). Namun kekhasan gerak dan senyuman ramah membuat Tari Meuseukat ini memberi suasana hati yang berbeda kepada yang melihatnya.

GRUP RANUP LAMPUAN
Dalam tradisi penyambutan tamu, salah satu tarian tradisional Aceh yang ditarikan adalah tari Ranup Lampuan. Penari terdiri dari seorang putri dan enam orang pendamping putri. Dimana putri-putri ini dalam tarian membuat sirih dan menyajikan kepada tamu. Dalam adat Aceh, sirih merupakan suatu sajian yang dapat mewakili sebuah undangan, apabila undangan diterima maka sang penerima harus memakan/ mengambil sirih yang disajikan tersebut. Ranup dalam bahasa Aceh yaitu Sirih, sedangkan Puan yaitu Tempat sirih khas Aceh. Ranup Lampuan bisa diartikan "Sirih dalam Puan".
GRUP SEULANGA
Gerak tarian seulanga ini, adalah penari dari arah kiri atas dan kanan atas dengan jalan gerakan barisan memasuki pentas dan langsung membuat komposisi berbanjar satu, menghadap penonton, memberi salam hormat dengan mengangkat kedua belah tangan sebatas dada, kemudian mulai melakukan gerakan-gerakan tarian. Tarian ini dimainkan oleh perempuan.

GRUP TAREK PUKAT
Grup Tarek Pukat ini dimainkan oleh laki-laki dan perempuan yang berbentuk dua barisan yang berpisah masing-masing 6 - 8 orang. Tarian ini menggambarkan aktifitas para nelayan yang menangkap ikan dilaut. Tarek yang berarti "Tarik", dan Pukat adalah alat sejenis jaring yang digunakan untuk menangkap ikan.
Tarek pukat yang dibawakan oleh 12 - 16 penari yang duduk bersila dengan gerakan tali bisa menyiratkan rasa gembira, tradisi, sosial, nasihat, maupun pesan-pesan yang dapat menggugah siapapun yang menyaksikannya.
Selengkapnya...